Masih Ada Peluang Pembiayaan Stadion Barombong Masuk RAPBN 2016
Ketua Tim Kunjungan Spesifik Komisi X DPR RI Ridwan Hisyam memastikan pembiayaan untuk pembangunan Stadion Barombong di Makassar tidak masuk RAPBN 2016 yang diajukan Kemenpora. Namun demikian, masih ada peluang agar proyek pembangunan stadion ini memperoleh pembiayaan karena memang pengajuan anggaran tersebut masih masuk pagu sementara.
"Komisi X DPR bersama Menpora sudah membahas RAPBN 2016 dan dalam RAPBN tersebut, tidak dimasukkan anggaran untuk pembangunan stadion Barombong. Namun, masih pagu sementara, karena Menpora masih menginginkan anggaran tambahan, disinilah peluangnya, oleh karena itu kita minta Pemprov segera bersurat kepada Kemenpora agar ini bisa dimasukkan," kata Ridwan dihadapan wartawan usai melakukan pertemuan dengan Sekda Prov Sulses Abdul Latief, Kadispora, Koni di Aula Kantor Gubernur Sulsel, di Makassar, Jumat, (2/10).
Ia menjelaskan, bahwa jika pihak Pemprov Sulsel telah bersurat ke pihak Kemenpora, maka dalam pengesahan RAPBN nantinya, anggaran untuk pembangunan stadion tersebut bisa diperjuangkan.
"Ini ada peluang masuk di anggaran tambahan yang diminta oleh Kemenpora, kalau ini ada maka teman-teman di Komisi X siap memperjuangkan," ujarnya.
Senada dengan Ridwan, anggota Komisi DPR dari Fraksi Nasdem Yayuk Sri Rahayuningsih yang ikut dalam kunjungan mengatakan dirinya mendukung tambahan anggaran untuk pembangunan stadion Barombong, “Kami juga mohon usulan anggaran tersebut segera diajukan dan nanti akan kita (Komisi X DPR-red) perjuangkan,”terangnya
Namun, kata Yayuk, Pemprov juga harus bisa menjelaskan kepada DPR berapa sharing anggaran dari APBD dan yang bersumber dari APBN. “Karena nanti ketika Komisi X DPR akan perjuangkan, usulan tersebut sudah jelas,”tegasnyanya.
Hal senada di katakan oleh anggota tim Kunker Zulfadhli dari Fraksi Partai Golkar, bahwa masih ada waktu untuk mengusulkan tambahan anggaran ini, namun ia meminta agar diberikan gambaran yang jelas,rencananya berapa anggaran dari APBD tahun 2016
“Pembangunan stadion Barombong ini, sharing kan pak, APBD berapa, dari APBN berapa, dan sebenarnya stadion ini asset Provinsi Sulsel, dan pusat sebenarnya hanya penunjang saja, oleh karena itu, tidak mungkin pusat anggaran lebih besar dari APBD,”jelas Zulfadhli.
Dalam pertemuan ini, dirinya merasa heran kenapa sampai sekarang stadion Barombong yang dibangun sejak tahun 2011 belum selesai, padahal sudah dikunjungi oleh Wapres Jusuf Kalla, Kepala Bappenas, dan Menpora sekarang Komisi X DPR.
“Pejabat Negara sudah ada beberapa yang datang meninjau, rasanya aneh kalau sampai stadion ini tidak selesai-selesai, dan menurut saya ini mungkin hanya persoalan komunikasi saja ”katanya.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Daerah, Provinsi Sulsel Abdul Latif mengatakan pihaknya akan segera bersurat kepada Kemenpora. "Sesuai dengan arahan dari komisi X ini, pekan depan kami akan segera berkirim surat,"terangnya.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sulsel Syamsuddin Umar dalam laporannya menjelaskan kendala yang dihadapi didalam pembanguna Stadion Barombong adalah persoalan anggaran, dimana seperti diketahui bersama bahwa stadion ini mulai dibangun sejak tahun anggara 2011 dan diproyeksikan selesai pada 2018.
"Pembangunan yang baru terserap, sampai tahun 2014 baru mencapai Rp.63.508 miliar lebih dengan realisasi fisik mencapai kurang lebih 20 persen,"jelas Syamsuddin.
ia menambahkan, pada tahun 2015 pembangunannya tetap dilanjutkan dengan sumber dana APBD Prov Sulsel sebesar Rp. 25 miliar sedangkan dari APBN belum ada.
Pembangunan Stadion Barombong sampai pada saat ini, jelas Syamsuddin pada dasarnya tidak sesuai dengan target yang telah direncanakan dalam RPJMD 2013-2018 dengan skema porsi anggaran APBD dan APBN.
“Hal ini terkendala dengan masalah anggaran yang tersedia khsususnya pada tahun 2015. Target realisasi fisik tahun 2015 diharapkan mencapai 40 persen dengan estimasi anggaran Rp. 50 miliar APBD dan Rp. 35 miliar dari APBN,”jelas Syamsuddin.
Namun, ujarnya karena keterbatasan anggaran sehingga alokasi anggaran dari APBD Prov Sulsel hanya 25 miliar.
Menurut Syamsuddin, pihaknya, telah berulang kali mengirimkan surat kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga agar memperoleh dukungan dana untuk pembangunan fasilitas ini.
"Kami juga sudah menunjukkan fasilitas ini kepada beberapa pejabat tinggi negara, seperti Kepala Bappenas yang saat itu masih dijabat oleh Andrinof Chaniago, bahkan Wapres Jusuf Kalla. Mereka memberi respons dan apresiasi yang baik, namun sampai saat ini anggarannya belum turun," jelas dia.
Padahal, lanjutnya, pembangunan stadion berkapasitas 45 ribu orang tersebut sangat penting untuk kemajuan olahraga di Sulsel, karena memberikan ruang baik bagi masyarakat umum maupun klub-klub olahraga untuk beraktivitas.
"Fasilitas yang dimiliki rencananya semua berstandar internasional, sehingga bisa digunakan sebagai ajang pertandingan tingkat dunia," tambahnya.
sekedar informasi, Tim kunjungan Komisi X DPR ke Provinsi Sulsesl diikuti juga oleh Wakil Ketua Komisi X DPR Nuroji (F-Gerindra), Ismayatun (F-PDIP), Wiryanti Sukamdani (F-PDIP), Zulfadhli (F-PG), Sutan Adil Hendra (F-Gerindra), Dwita Ria Gunadi (F-Gerindra), Sri Mellyana (FG-erindra), Rinto Subekti (F-PD), Jefirstson R Riwu (F-PD), Laila Istiana (F-PAN), Yayuk Basuki (F-PAN), Nur Hasan Zaidi (F-PKS), Lathifah Shohib (F-PKB), Anwar Idris (F-PPP), Kresna Dewanata Phrosakh (F-Nasdem), dan Yayuk Sri Rahayuningsih (F-Nasdem). (nt)/foto:nita/parle/iw.